pernah kulewati bersamamu
menjamah suaramu
mendengar tawa renyahmu
Tubuhnya yang tipis
membuatku meringis
pernah juga menangis
karena mendengar ceritamu
sebab tak kunjung kaujawab tanyaku
Aku mengenalmu
karena benda tak bernapas itu
aku mencumbu
cemburu
ngilu
karena mulai mencintaimu
Tak terdengar lagi suara merdumu
yang mengantar tidurku
Dari situ
suaramu mampu getarkan hati
lalu hempaskan harapan mati
Handphone-ku
sudah kubuang
begitu juga bayangmu yang terus menjenjang
Aku bisa mencintaimu
tanpa pernah melihat wajahmu
juga tanpa embel-embel menggenggam jemarimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar