Anda ingin menelusuri atau melihat jejak-jejak purba yang tertinggal dalam sebuah Gua di Nusantara, Yup, pantas kalau anda cek gua-gua seperti Gua Tiangko, Gua Leang-Leang, dan Gua Liang Bua.Yang pertama ada Goa Tiangko yang berada di kecamatan Sungai Manau, Jambi. Lantas kenapa dinamakan Gua Tiangko, ya tak lain karena gua itu terletak di Desa Tiangko.
sumber foto: www.jambitourism.co.id |
Apa saja yang purba di dalam Goa dengan luasnya yang hanya 206 meter persegi dan lebar mulut bagian depan setinggi 4 meter serta mulut bagian belakang setinggi 11,5 meter ini? Gua ini merupakan rekam jejak zaman prasejarah diperlihatkan. Berdasarkan hasil penelitian Bennet Bronson dan Teguh Amat pada tahun 1974, di tempat ini ditemukan lapisan tembikar yang dibawahnya terdapat alat-alat obsidian. Penemuan itu pun lantas menyimpulkan bahwa Goa Tiangko menjadi permukiman tertua di Jambi.
Gua ini dindingnya berupa ceruk-ceruk bebatuan yang ditumbuhi lumut, langit-langitnya pun dipenuhi sarang burung walet dan kelelawar yang bergelantungan. Di goa ini juga bisa ditemui batu kapiler yang membentuk stalktit dan stalakmit dengan berbagai ornamen yang menakjubkan. Udara sejuk menyeruak ketika memasuki goa dan terdengar suara tetesan air yang jatuh ke bebatuan.
Kedua adalah kawasan Gua Leang-Leang, gua ini merupakan satu dari ratusan gua yang tersebar di perbukitan cadas Maros, kecamatan Bantimurung, Sulawesi Selatan. Leang yang dalam bahasa makasar artinya Gua, dalam bahasa indonesia adalah liang yang berarti lubang.
Di kawasan Gua Leang Leang itu, ada dua gua yaitu Gua Leang Burung dan Gua Petta Kere. Gua Leang Burung dulunya adalah tempat dimana burung walet dan kelelawar bersarang dengan populasinya yang semakian berkurang.
Nah, kalau Gua Petta Kere ini dikenal sebagai gua yang ada lukisan gambar-gambar prasejarah pada dinding goanya. Pada jalanan menuju Gua Petta Kere terdapat batu-batuan besar berwarna hitam yang tersusun rapi, konon dulunya tempat ini merupakan lautan, dan batu-batu tersebut merupakan batu yang berada di dasar lautan, namun seiring berjalannya lautan itu bergeser akhirnya menjadi daratan.
sumber foto: www.travel.detik.com |
Dari cerita masyarakat lokal menyebutkan keberadaan dari gambar tangan dengan jari lengkap itu bermakna sebagai penolak bala, sementara gambar dengan 4 jari telapak tangan diperkirakan sebagai cap telapak tangan milik salah satu anggota suku yang telah mengikuti ritual potong jari.
Ritual yang dilakukan sebagai tanda berduka atas kematian orang terdekatnya. Gambar babi rusa gemuk yang terpanah jantungnya merupakan gambaran sejarah manusia purbakala yang dulunya hidup berburu.
Ritual yang dilakukan sebagai tanda berduka atas kematian orang terdekatnya. Gambar babi rusa gemuk yang terpanah jantungnya merupakan gambaran sejarah manusia purbakala yang dulunya hidup berburu.
Jejak purba itu ditemukan dua arkeolog asal Belanda yaitu Van Heekeren dan Mrs. HeerenPalm. Di tahun 1950-an mereka menemukan gambar-gambar pada dinding Gua Leang-leang. Soal usia lukisan purba di Gua itu diperkirakan berumur 5.000 tahun. Beberapa arkeolog bahkan berpendapat bahwa goa tersebut telah didiami sejak 3.000 SM (Sebelum Masehi).
Gua Liang Bua, NTT, Gua Liang Bua merupakan peninggalan pra sejarah di Indonesia. Gua ini adalah salah satu dari banyak gua karst di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur di Indonesia. Gua ini terletak di Dusun Rampasasa, Desa Liangbua, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
sumber foto:www.kaskus.com |
Fosil Homo Floresiensis atau Manusia Flores yang memiliki tinggi badan hanya sekitar 100 cm dan beratnya 25 kg ditemukan di gua ini. Tengkorak manusia itu diperkirakan hidup 13.000 tahun lalu, yang hidup bersama dengan gajah-gajah pigmi dan komodo. Pada 2001 telah dilakukan eskavasi arkeologi yang merupakan kerja sama antara Pusat Penelitian Arkeologi Nasional bersama University of New England, Australia.(berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar