Apakah kaujuga memikirkan hal yang sama di otakmu?
Lima kata yang mungkin cukup berat untuk kau etahui
"BISAKAH KITA LEBIH DARI TEMAN?"
Apa kaumau terus-menerus membuatku gila?
dengan segala kemahatololan yang kauciptakan
HANYA TEMAN
Maksudku, apakah kautahu betapa menyiksanya status “HANYA TEMAN” itu?
Luar biasa!
Hanya dengan kata-kata
kaumembuatku tersiksa
Hanya dengan penolakan kecil
kauberhasil membuatku menggigil
Kita bisa kan saling mengungkapkan RINDU dengan cara yang biasa?
Tanpa harus membentak
Tanpa harus saling menyalahkan
Tanpa harus cekcok mulut terlebih dahulu
Tanpa harus membentak
Tanpa harus saling menyalahkan
Tanpa harus cekcok mulut terlebih dahulu
Kaumau mencoba membunuhku?
Saat aku mati-matian membela rasa yang tak kuketahui akhirnya
Tapi, dengan mudahnya kaumenelantarkanku
dan membiarkan aku berdiri sendiri dari jatuh yang disebabkan oleh cinta
Bukankah kita tidak pernah merencanakan pertemuan?
Jadi, kenapa kita harus merencanakan perpisahan?
Bukankah setiap saat aku selalu merindukanmu?
Merindukan desah manja atau sekadar tawa renyahmu
Bukankah hanya perasaan meletup bisu itu yang selalu membuatku tersenyum malu?
Saat kaumenggodaku
Saat ngambekmu menyisaku
Saat ketidakhadiranmu membunuhku
Itulah saat-saat yang kuinginkan
agar kautahu aku mengganggapmu bukan sekadar TEMAN
agar kauyakin bahwa kamu telah memegang kendali hatiku saat ini
agar kaupercaya
bahwa rindu itu ada
walau jemari kita belum saling menggenggam hingga detik ini
walau senyummu yang kunikmati masih sekadar gambar dua dimensi
Untuk apa status HANYA TEMAN itu
Bukankah setiap saat aku selalu merindukanmu?
Merindukan desah manja atau sekadar tawa renyahmu
Bukankah hanya perasaan meletup bisu itu yang selalu membuatku tersenyum malu?
Saat kaumenggodaku
Saat ngambekmu menyisaku
Saat ketidakhadiranmu membunuhku
Itulah saat-saat yang kuinginkan
agar kautahu aku mengganggapmu bukan sekadar TEMAN
agar kauyakin bahwa kamu telah memegang kendali hatiku saat ini
agar kaupercaya
bahwa rindu itu ada
walau jemari kita belum saling menggenggam hingga detik ini
walau senyummu yang kunikmati masih sekadar gambar dua dimensi
Untuk apa status HANYA TEMAN itu
jika perasaanku lebih dari sekAdar TEMAN
Untuk apa kaumempertahankan status HANYA TEMAN itu
Jika dalam tingkah laku dan sapa luguku
kausegera tahu bahwa aku mencintaimu
Mataku masih terkunci
Pada bayangmu yang hanya berhasil mengundang tanda tanya
dengan jawaban yang sulit kuterka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar