“Di mata saya anak kecil itu murni dan masih alami, dan selalu membuat saya tertawa, sangat kasihan sekali mereka tidak mendapatkan pendidikan yang baik. Banyak anak-anak kecil yang pergi ke mall dan bermain permainann game modern dimana permainannya jarang mendidik mereka”
Yup, penggalan kalimat itulah yang membuat Rudi Corens, pria kebangsaan Belgia menggagas museum anak pertama di Yogyakarta. Cukup mulia idenya, lantas dengan menggandeng stakeholder setempat semisal Kepala Taman Budaya, Yogyakarta, museum anak pertama di Indonesia yang bernama Museum Kolong Tangga pun berdiri dan resmi dibuka 4 tahun yang lalau, tepatnya tanggal 2 Februari 2008. Tak tanggung-tanggung untuk memperkaya koleksi museum, ia menyumbangkan seluruh koleksi pribadinya yang berjumlah lebih dari 900 item yang terdiri atas beragam macam mainan anak-anak.
Nah, bagi anda yang sedang berkunjung ke kota pelajar beserta sanak famili, jelas tidak ada salahnya membawa anak anda untuk sekedar singgah dan bermain di museum yang terletak di Jl Sri Wedani No. 1, Taman Budaya Yogyakarta. Mungkin tidak hanya anak anda saja yang bisa asik bermain-main, tapi mungkin anda pun bisa bernostalgia dengan masa lalu dengan ditemani aneka rupa permainan tradisonal yang ada di sana.
Di musem ini ada lebih dari 400 koleksi mainan tradisional dari berbagai daerah dan negara. Beberapa di antaranya diletakkan di luar ruangan, beberapa lagi disimpan baik-baik dalam etalase kaca. Koleksi museum meliputi mainan anak dari era Majapahit. Berbagai mainan anak tradisional disajikan di sini.
Tepat di luar ruangan museum anda akan akan mendapati beragam macam permainan , Ada enggrang, congklak, gasing, sepeda roda tiga (trike), dan puluhan permainan lain. Ajaklah anak anak untuk menjajal satu-peratu permainan itu. Tak ketinggalan, Anda pun masih bisa ikut merasakan keseruan ini.
foto: www.yogyakarta.panduanwisata.com |
Setelah puas di luar ruangan, cobalah untuk masuk ke ruangan museum. Disana anda akan disambut dengan jajaran etalase kaca berisi mainan anak dari seluruh dunia. Jumlahnya banyak mencapai ratusan. Tetapi untungnya, anda tak perlu bingung yang ada anda lihat itu permainan apa, karena masing-masing permainan telah diberi label dengan keterangan nama, negara asal, dan sejarah yang melatarbelakangi kehadirannya. Banyak fakta- fakta menarik seputar mainan dan permainan anak- anak dari seluruh penjuru dunia yang ternyata saling bersinggungan satu sama lain.
Misalnya saja, sebuah potret lukisan di dinding vila di Pompei, Italia Selatan, menunjukkan para dewa Yunani sedang bermain ‘bikkels’, permainan tradisional menggunakan bola karet yang dikenal dengan nama ‘bekel’ di Indonesia.
Selain aspek pameran, museum ini aktif melakukan workshop (story telling, kerajinan tangan, dan lain-lain) serta program The Museum Comes to Visit You ditujukan untuk mengunjungi pasien anak di rumah sakit. Kegiatan-kegiatan digelar pada akhir pekan membuat museum dipadati anak-anak.
Sungguh mengasikkan menemukan oase kegembiraan di tengah serangan permainan modern, anak-anak bisa menikmati dunia permainan yang aktif sembari menyelami kekayaan warisan budaya bangsa mereka sendiri; serta mengenal pula kekayaan permainan tradisional bangsa-bangsa di dunia. (berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar