Bolehkah aku mencintai kekasihmu? Dia memperlakukanku tidak lagi seperti temannya, tapi seperti dia memperlakukanmu. Dia memerhatikanku, bertanya bagaimana hari-hariku, dan meluangkan waktunya untuk mendengar ceritaku. Dia juga mengatakan rindu, mengungkapkan kangen dengan caranya yang tak terduga. Jadi, kaujangan merasa paling UTAMA, karena kekasihmu memperlakukan aku sama seperti dia memperlakukanmu.
Bolehkah aku mencintai kekasihmu? Dengan segala isyarat yang dia perlihatkan padaku, kutahu dia tak lagi mencintaimu seperti dulu. Dari cara dia bercerita, dari cara dia mengungapkan rasa, kutahu dia tak lagi menganggapmu ada. Apa kaumerasa disakiti olehnya? Ketika kautahu dia berlari ke arahku saat tak ada kamu disisinya. Di mana kamu saat dia membutuhkanmu? Kenyataan yang harus kauketahui, dia lebih sering menangis di pundakku, bukan di pundakmu.
Dan, sekarang aku tak perlu lagi bertanya: "Bolehkah aku mencintai kekasihmu?" Karena mungkin kautak mau tahu bagaimana akhir hubunganmu. Yang hanya kautahu, kaubisa menggunakan kekasihmu sebagai ATM berjalan, sebagai tukang antar jemput yang akan mengantarmu kemanapun kausuka. Sayang sekali, kau harus menyesal. Malam ini, dia akan memutuskan hubungan yang menyiksa itu. Kautak lagi bisa mengaturnya, kautak lagi berhak untuk membuat dia menangis dan terluka.
Kekasihmu adalah milikku. Dia akan mencintaiku lebih dari dia mencintaimu. Dia akan menjadi milikku satu-satunya. Bersamaku, dia tak perlu menggesek kartu ATM-nya, dia tak perlu menjadi supir yang merangkap menjadi pacar. Kauakan dibuatnya menyesal, kauakan dibuatnya menangis seperti kaumembuat dia menangis.
Aku dan dia akan tertawa melihatmu terluka. Memperoleh karma yang kautanam sendiri, itulah hasil yang harus kautuai. Dia tidak akan memandangmu sedikitpun, sekalipun kaumeradang, meronta, dan mengemis cintanya. Nikmati karmamu :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar